style type='text/css'>

Jumat, 21 November 2014

PENYESALAN DI AKHIR HAYATNYA

Penyesalan di saat beliau sudah tiada.

    Saya begitu menyesal setelah beliau sudah tiada, hanya karena beliau sudah tua sering marah-marah yang tidak jelas membuat anak-anak dan cucunya termasuk saya juga malas untuk mendengarkan ucapan ataupun ceritanya. Hingga pada suatu hari beliau mengajak saya untuk menengok cucunya yang ada di Bandung dengan membawa oleh-oleh dari Purworejo. Sesampai disana saya dan nenekpun dipersilahkan beristirahat di rumahnya untuk beberapa hari.
    Dua hari kemuadian saat sore-sore beliau sedang mencucikan semua pakaian anaknya, tapi entah kenapa pakaian yang sudah dijemur dicuci kembali oleh anaknya, sebenarnya aku mempunyai rasa iba juga tapi bagaimana lagi, aku pun tak bisa membelanya. Betapa bodohnya aku..!! Sudah seminggu saya dan nenek di sana, nenek pun ajak saya pulang karena tak betah di Bandung. Kami pun kembali ke Purworejo naik kereta, sesampai di stasiun Kutoarjo saya pun turun kereta membawa barang-barang, tapi entah kenapa begitu jahatnya aku sampai memiliki rasa malu bila berjalan dengan nenek sehingga saya jalan sendiri tanpa menunggu atau pun menuntun beliau, sampai-sampai 2 satpam yang berjaga disana pun menegurku, baru saya menunggu dan menuntunya. Saya sangat menyesal bila teringat peristiwa itu apa lagi bila saya di stasiun Kutoarjo, pasti saya meneteskan air mata yang tak kuasa ku pendung.

    Begitu bodoh,teganya diriku..!!

    Beliau mempunyai penyakit darah tinggi, kadang darah tingginyapun kabuh, penyakit pikunyapun begitu terlilat oleh tetangga, anak-anak, cucu yang membuat apa semua ucapanya tak dihiraukan. Hingga suatu hari kakekpun menyukai seorang wanita dan ingin menikah lagi, kakek meminta ijin ke nenek yang membuat penyakit nenekpun kabuh, sering sakit-sakitan, marah-marah yang tidak jelas, sering menangis sendiri, tapi bila beliau ingin cerita apa yang terjadi padanya tak seorangpun yang percaya bahwa kakek ingin menikah lagi. Saya sendiripun tak percaya hanya karena melihat nenek sudah tua sering pikun, saya dan keluarga termasuk tetangga berfikir itu hanya cerita yang dibuat-buat nenek. Saya dan keluarga sebenarnya sayang sekali dengan beliau, hanya kadang kesal dengan tingkah pikunnya.
    Pada suatu hari, seperti biasa adzan subuh beliau sudah bangun untuk membuatkan sarapan, menyapu halaman dan sebagainya,beliau begitu sehat sekali untuk menimba air dengan aktifitas seperti biasapun beliau masih semangat dan tegar, tiba-tiba saat menimba beliau pingsan. Tetangga depan rumah yang melihatnya berlarian menolong beliau dan membawanya kekamar. Ibu saya yang sebagai penjual Warkop, kebetulan posisi warungnya serumah dengan rumah nenek, beliau langsung menghubungi anak pertama dari Nenek, suka saya panggil "Pak De" sedang mengajar di suatu SMK di Purworejo, saat itu saya juga sudah merantau di Bandung, Kakek di ladang, dan hanya Ibu saya yang di rumah, saat saya ditelfon ibu, posisi masih kerja saya sangat tak percaya bahwa beliau/nenek sudah tiada. Hari itu juga saya ijin untuk pulang, sepanjang dijalan saya juga tak memikirkan apapun yang ada difikiran saya hanya ingin memelukmu nek...!!
    Sesampai di stasiun Kutoarjo saya teringat kejadian itu, saya juga bertemu lagi dengan kedua satpam itu. "Yaa tuhan begitu teganya diriku waktu itu.." Saya langsung memeluk beliau tak tau kenapa kaki dan seluruh badan saya terasa lemas, saya kuatkan seluruh tubuh saya tetap saja saya tak merasakan apapun, hingga saya di peluk ibu saya, "Kuatkanlah hatimu nak..!!, doakan saja nenekmu, ibumupun menyesal telah menyia-nyiakan semuanya". Barulah saya bisa bangkit kembali dan mengambil air wudlu, tak henti-hentinya saya menangis selama membaca surat Yasin. Anak-anak dan cucunya yang merantau semua pulang untuk menjenguknya, merekapun merasakan yang sama, menyesal tiada terkira oleh sikap mereka termasuk saya juga sebelum beliau meninggal.
    Selama pemakaman beliau, siapapun yang mengurusnya dengan kasar tak kuasa saya marahi dan teriaki, karena begitu menyesalnya diriku.
    Setelah selesai pemakaman, anak-anak dan cucu-cucunya dikumpulkan tidak lupa kakek, di situ kami membagi tanggung jawab dan amanahnya, diskusi terakhir kakek yang tak pernah menangis selama saya kecil sampai sebesar ini, beliau menangis dan menceritakan, "bahwa memang benar apa yang di katakan nenekmu, bahwa kakek ingin menikahi seorang janda". Semua anak dan cucu tak satu pun yang setuju, mereka semua mengancam bila menikah lagi semua anak dan cucu tidak akan pernah menjenguk apalagi mengganggap orang tua.
    Ya tuhan ampuni semua dosa saya,ibu dan keluarga saya apalagi nenek,..semoga nenek tenang di akherat sana.
    Terkadang saya merindukan beliau yang dulu tiap malam sebelum saya tidur pasti dipijiti, tiap ingin berangkat sekolah di kasih uang saku, tiap saya jenuh pasti diajaknya ke ladang untuk mencari jeruk, saya sangat merindukan kasih sayangnya, ajakanya untuk ngaji bareng-bareng, tertawa konyol dengan beliau semuanya hilang begitu saja. Hingga sampai sekarang serasa masih ada beliau disisihku,dan tak lupa setiap malam jumat mendoakanya, bila lupa saya pasti mimpi bertemu beliau, dan mengingatkanya untuk tetap rajin mengaji. Tidak hanya saya saja, anak-anaknyapun melangami hal yang serupa. Sampai-sampai cucunya yang memang tidak di kasih tau oleh ibunya karena takut sakitnya kambuh, dia juga bermimpi beliau, dalam mimpinya diajak pulang ke Purworejo (Jawa Tengah).

    Pesan saya untuk para pembaca jangan sia-siakan perhatian dan kasih sayangmu kepada orang tuamu atau nenek/kakekmu walaupun beliau sudah pikun, menyebalkan, marah-marah tidak jelas, sebenarnya mereka membutuhkan perhatianmu untuk mengisi detik-detik akhir hayatnya. Penyesalan memang selalu di belakang dan dengan catatan ini semoga kalian bisa memperbaikinya dan lebih baik lagi, sehingga tak menyesal seperti saya. Terimakasih

2 komentar:

Unknown mengatakan...

wah cah porjo toh....papah ku jg wong porjo,plaosan krj ning ramayana cimahi..akeh wong porjo ning bdg..salon puspa sastrawiguna cimahi wong kalligesing kui.

Unknown mengatakan...

Owh,makasih mas.. salam paseduluran sangking kulo